Happy New Year 2017! Kiranya seluruh berkat dan anugerah mengalir deras ke dalam kehidupan kita semua. Semakin sukses, semakin berbahagia, semakin berdampak positif, semakin sehat. Amin.
Tahun baru kebanyakan dirayakan secara meriah di berbagai penjuru dunia. Tidak sedikit orang merogoh kocek dalam-dalam dan rela membuang uang untuk merayakan tahun baru dengan meriah, baik pesta Old and New di hotel berbintang maupun restoran terkemuka. Banyak pula orang yang memilih untuk pergi berwisata keluar negeri atau keluar kota, dengan aneka kemeriahannya.
Bagi yang memilih merayakan tahun baru dengan pesta Old and New, pastilah sibuk mencari berbagai referensi dan penawaran. “Wah, di hotel X ada artis Anu dan Anu, pasti meriah!” “Eiit, tapi di hotel Y, ada pertunjukan sulap dari si Anu lho, keren banget khan!” “Duh jangan salah, hotel Z menyajikan menu Hati Angsa, Caviaar, dan Abalone lho, sungguh menu langka bukan? Apalagi denger-denger menu makanan dan minuman dipersiapkan oleh ahli kuliner Anu lho, juga ahli wine si Anu”
Sebaliknya, bagi yang lebih suka melewatkan tahun baru dengan berwisata, sudah menyusun acara dengan lengkap. “New Year Eve ada parade di Orchard lho” “Tapi pesta kembang api di London keren banget!” “Mana lagi yang lebih romantis ketimbang berciuman di Menara Eiffel sembari melihat kembang api tahun baru?”
Apapun pilihan mereka, baik pesta Old and New maupun berwisata, mereka punya suatu kesamaan, yaitu melakukan perencanaan dengan matang agar acara perayaan tahun baru tersebut berlangsung dengan menakjubkan dan penuh keceriaan.
Nah bila untuk suatu acara perayaan tahun baru yang berdurasi sekitar 3-4 jam saja, kita rela melakukan perencanaan matang berjam-jam, bahkan berhari-hari; dengan biaya ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Atau liburan tahun baru selama 3 hari 2 malam, kita merogoh kocek sebesar puluhan hingga ratusan juta. Pertanyaannya, apakah kita sudah melakukan perencanaan matang untuk kehidupan kita yang notabene berlipat-lipat jauh lebih penting?
Bayangkan tatkala kita naik sebuah taksi, lalu saat sopir taksi bertanya “Selamat pagi Pak, mau diantar ke mana?” dan kita menjawab “Terserah Bapak deh, saya tidak tahu mau ke mana”, maka ada 3 kemungkinan reaksi sopir taksi tersebut:
- Sopir taksi tersebut akan meminta kita turun dari taksinya karena kita dianggap orang gila
- Sopir taksi akan menjalankan taksinya dengan perlahan sembari berharap kita bisa memutuskan tempat tujuan mana yang akan dituju
- Sopir taksi yang cerdas akan bertanya berapa banyak uang yang kita bawa, lalu membawa kita berputar-putar hingga argo menunjukkan angka mendekati jumlah uang tersebut
Hahaha, walau cerita di atas terlihat konyol, namun bayangkan apa yang terjadi jika kita tidak memiliki tujuan yang ingin dicapai. Pikiran kita akan menjadi bingung dan kita hanya menjalani hari lepas hari begitu-begitu saja, tanpa ada pencapaian prestasi yang menonjol. Kita menjadi terbiasa melakukan tugas dan pekerjaan dengan ala kadarnya, hidup hanya sekedar mengalir. Lama kelamaan, seluruh potensi diri terkubur dan kita menjadi manusia di bawah garis, yang hanya bisa mengeluh kenapa hidup ini membosankan dan begitu susah dengan segudang masalah.
Marilah kita berpikir ulang tentang goal yang akan dicapai dalam tahun 2017 ini, lalu memusatkan seluruh energi, pikiran, dan upaya terbaik untuk perencanaan pencapaian goal tersebut.
Dalam beberapa artikel mendatang, saya akan membahas lebih jauh tentang Goal Setting dan strategi eksekusi untuk mencapai Goal yang kita tetapkan.